KHUTBAH
JUMAT
MUSIBAH,
AKIBAT DARI MAKSIAT
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ
الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ
مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ
Wahai
saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya musibah-musibah yang menimpa kaum muslimin saat ini
berupa penderitaan, kesulitan dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan,
baik yang menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan oleh maksiat-maksiat yang
mereka lakukkan. Sikap mereka yang meninggalkan perintah-perintah Allah serta
meninggalkan penegakkan syariat Allah, bahkan ada diantara mereka mencari-cari
hukum selain dari syariat Allah yang telah menciptakan seluruh makhluk dan yang
paling sayang terhadap mereka daripada kasih sayang ibu-ibu dan bapak-bapak
mereka dan yang paling mengetahui kemaslahatan dan kebaikan bagi mereka
daripada diri mereka sendiri.
Allah
berfirman,
وَمَا
أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan
apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. Syura: 30)
مَا
أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ
نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيداً
Apa
saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. (QS. Nisa’:79)
Kebaikan
apa saja yang kita rasakan baik berupa kenikmatan ataupun keamanan sesungguhnya
Allahlah yang telah mengaruniakannya kepada kita. Dialah yang telah memberikan
karunia kepada kita (berupa kemudahan untuk bisa beribadah kepada-Nya, pen.) maka
kitapun bisa melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya kebaikan-kebaikan.
Dialah yang telah menyempurnakan kenikmatan bagi kita.
Wahai
saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
kebanyakan orang-orang sekarang mengembalikan sebab musibah-musibah yang
mereka alami, baik musibah yang menyangkut harta atau yang menyangkut keamanan
dan politik, mereka mengembalikan sebab-sebab musibah-musibah ini
hanya kepada sebab-sebab alami, materi, atau kepada sebab pergolakan politik,
atau sebab perekonomian, atau kepada sebab perselisihan tentang daerah
perbatasan antara dua negara.
Tidak
disangsikan lagi, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman mereka dan lemahnya
iman mereka dan kelalaian mereka dari mentadabburi Alquran dan sunnah-sunnah
Rasulullah.
Wahai
saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
dibalik semua sebab-sebab materi, alami tersebut adalah sebab syar’i, yang
merupakan sebab timbulnya seluruh musibah dan malapetaka. Pengaruhnya
lebih kuat, lebih besar, daripada sebab-sebab materi di atas. Namun terkadang
sebab-sebab materi merupakan sarana timbulnya musibah dan bencana
sesuai dengan konsekuensi dari sebab-sebab syar’iyah berupa bencana
dan hukuman. Allah berfirman,
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ
بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Ruum:
41)
Wahai
saudara-saudaraku kaum muslimin…, wahai ummat Nabi Muhammad…
Bersyukurlah
atas kenikmatan-kenikmatan yang Allah karuniakan kepada kalian. Nikmat yang
telah kalian rasakan dan kalian nikmati. Wahai umat pengikut Nabi Muhammad,
kalian adalah umat yang paling baik daripada umat nabi-nabi yang lain, kalian
telah dimuliakan oleh Allah. Allah tidak menimpakan kebinasaan yang menyeluruh
yang menghancurkan seluruh umat sekaligus sebagaimana yang telah Allah timpakan
kepada kaum ‘Aad tatkala Allah binasakan mereka dengan angin yang sangat dingin
lagi amat kencang. Allah timpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam
dan delapan hari terus-menerus; maka kamu dengar kaum ‘Aad pada waktu itu mati
bergelimpangan.
Allah
juga tidak menimpakan hukuman kepada umat ini sebagaimana hukuman yang Allah
timpakan kepada kaum Tsamud, yang ditimpa suara yang sangat keras dan
mengguntur dan gempa. Sehingga mereka menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan
di tempat tinggal mereka[1], tidak juga sebagaimana hukuman yang Allah timpakan kepada
kaum Nabi Luth yang Allah kirimkan kepada mereka hujan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi. Allah membalikkan negeri kaum Luth.[2]
Wahai
saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
Allah dengan kebijaksanaan-Nya dan rahmat-Nya kepada umat ini, Allah menjadikan
hukuman kepada mereka akibat dosa-dosa dan kemaksiatan yang
dikerjakan mereka berupa penguasaan sebagian mereka terhadap yang lain sesama
kaum muslimin. Allah berfirman,
قُلْ
هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ
مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ
بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآياتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ وَكَذَّبَ بِهِ
قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ لِكُلِّ نَبَأٍ
مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
“Katakanlah,
‘Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari
bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling
bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu kepada keganasan sebahagian
yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
silih berganti agar mereka memahami(nya). Dan kaummu mendustakannya (azab)
padahal azab itu benar adanya.’ Katakanlah, ‘Aku ini bukan orang yang diserahi
mengurus urusanmu’. Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada
(waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. Al An’am: 65-67)
Ibnu
Katsir menyabutkan, banyak hadits berkaitan dengan ayat yang pertama. Di
antaranya adalah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari dari Jabir bin
Abdillah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Tatkala turun firman Allah
(yang artinya) “Katakanlah, ‘Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab
kepadamu, dari atas kamu’, Nabi berkata,
أَعُوْذُ
بِوَجْهِكَ
Aku
berlindung dengan wajah-Mu (darinya adzab ini)
(ketika firman Allah, yang artinya) ‘atau dari bawah kaki
kalian’, Nabi berkata,
أَعُوْذُ
بِوَجْهِكَ
Aku
berlindung dengan wajah-Mu (darinya adzab ini)
(ketika firman Allah, yang artinya) ‘atau Dia mencampurkan
kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan dan merasakan kepada
sebahagian) kamu kepada keganasan sebahagian yang lain’, Nabi bersabda,
هَذِه
أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَر
Yang
ini lebih ringan atau lebih mudah.” (HR. Bukhari)
Dan
hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Sa’ad bin
Abi Waqqos, beliau berkata,
أَقْبَلْنَا
مَعَ رَسُوْلِ الله حَتَّى مَرَرْنَا عَلَى مَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَة فَدَخَلَ
رَسُوْلُ الله فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فَصَلَّيْنَا مَعَهُ فَنَجَى رَبَّهُ
طَوِيْلاً ثُمَّ قَالَ: “سَأَلْتُ رَبِّي ثَلاَثًا سَأَلْتُهُ أَلاَّ يُهْلِكَ
أُمَّتِي بِالْغَرْقِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَلاَّ يُهْلِكَ أُمَّتِي
بِالسَّنَةِ بِالْغَرْقِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَلاَّ يَجْعَلَ
بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا
“Kami pergi bersama Rasulullah hingga kami melewati sebuah
mesjid bani Mu’awiyah maka Rasulullahpun masuk dalam masjid tersebut kemudian
beliau shalat dua
rakaat, maka kamipun sholat bersama
beliau. Beliaupun lama bermunajat kepada Allah, setelah itu beliau berkata
(kepada kami), “Aku meminta kepada Rabb-ku tiga perkara. Aku meminta kepada-Nya
agar Dia tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkan mereka maka Dia
mengabulkan permintaanku. Dan aku meminta kepada-Nya agar Dia tidak
membinasakan umatku dengan musim kemarau yang berkepanjangan (yaitu sebagaimana
yang menimpa kaum Fir’aun) maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku meminta
kepadaNya agar tidak menjadikan mereka saling betentangan (berperang satu
dengan yang lainnya) maka Dia tidak mengabulkan permintaanku”
Wahai
saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya kalian beriman dan mempercayai kebenaran ayat-ayat
ini dan kalian beriman dan membenarkan hadits-hadits yang shahih dari
Rasulullah, namun kenapakah kalian tidak merenungkannya …?? Kenapa kalian tidak
merenungkan kandungannya….?? Kenapa kalian tidak mengembalikan sebab musibah
dan malapetaka yang menimpa kalian kepada kekurangan dan kelemahan agama kalian
hingga kalian kembali kepada Rabb kalian, sehingga kalian
menyelamatkan jiwa kalian dari sebab-sebab kebinasaan dan kehancuran??
Bertakwalah
kepada Allah, takutlah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, lihatlah kepada
kondisi kalian, bertaubatlah kepada Allah dan luruskanlah jalan kalian menuju
kepadaNya.
Wahai umat Muhammad, ketahuilah bahwa seluruh musibah dan fitnah yang menimpa
kalian akibat dari diri perbuatan kalian, akibat dari dosa-dosa kalian. Maka
hendaklah kalian bertaubat dari setiap dosa yang kalian lakukan,
kembalilah kepada jalan Allah dan berlindunglah kalian kepada Allah dari
fitnah, ujian, dan bencana, baik bencana dunia maupun bencana yang berkaitan
dengan agama, berupa syubhat-syubhat dan syahwat (hawa nafsu) yang telah
merintangi umat ini dari agama Allah dan menjauhkannya dari jalan salaf.
Sehingga umat ini terjerumus ke jurang api neraka.
Sesungguhnya fitnah (bencana) yang menimpa hati
lebih besar dan lebih bahaya dan lebih buruk akibatnya daripada bencana dunia,
karena bencana dunia bagaimanapun juga akan musnah cepat atau lambat. Sedangkan
bencana yang menimpa agama seseorang, maka akibatnya adalah kerugian di dunia
dan akhirat. Allah berfirman (yang artinya),
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah
orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari
kiamat”.Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata’”. (QS. Az-Zumar/39:15)
Ya
Allah, jadikanlah termasuk orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari
ayat-ayat-Mu dan termasuk yang sadar dan bisa mengambil pejalaran tatkala turun
hukuman-Mu.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk mukmin yang sebenar-benarnya,
yang mereka mengembalikan sebab musibah yang melanda mereka
kepada sebab yang hakiki yaitu sebab syar’i yang telah Engkau
jelaskan dalam Kitab-Mu dan melalui lisan Rasul-Mu Muhammad.
Ya Allah, karuniakanlah bagi umat ini dan bagi para
pemimpin-pemimpin mereka agar kembali taubat kepada Engkau dengan taubat yang sebenar-benarnya,
karena kebaikan para pemimpin merupakan kebaikan bagi umat yaitu kebaikan
mereka merupakan sebab kebaikan bagi umat.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
KHUTBAH
JUMAT KEDUA
إِنَّ
الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Wahai hamba-hamba Allah bertakwalah dan takutlah kalian kepada
Allah, waspadalah kalian dari sikap melalaikan syariat Allah….hati-hatilah
kalian dari sikap lalai terhadap ayat-ayat Allah….hati-hatilah kalian dari
sikap lalai dari mentadabburi Kitabullah (Alquran)…hati-hatilah
kalian terhadap sikap lalai dari mengenal sunnah-sunnah Rasuluullah.
Sesungguhnya pada Alquran dan sunnah-sunnah Nabi terdapat sumber kebahagiaan
kalian di dunia dan di akhirat jika kalian
memegang teguh kepada sunnah-sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan membenarkan segala pengabaran Rasulullah dan
melaksanakan perintah-perintah Rasulullah.
Wahai
hamba-hamba Allah…
Mungkin ada sebagian orang ragu dan menanamkan keraguan pada
orang lain tentang masalah maksiat-maksiat merupakan sebab
timbulnya musibah dan bencana. Hal ini karena
kelemahan iman dan kurang mereka merenungkan
kandungan isi Alquran. Saya akan bacakan kepada mereka dan yang sejenis mereka
firman Allah,
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ)أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتاً
وَهُمْ نَائِمُونَ)أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحىً
وَهُمْ يَلْعَبُونَأَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ
إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman
dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang
tidur?Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka
sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak
terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang
yang merugi. (QS.
Al A’raf : 96-99)
Sebagian salaf mengatakan, “Jika engkau melihat Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang sedangkan
engkau melihat orang ini terus melakukan kemaksiatan maka ketahuilah bahwa ini
adalah tipuan Allah kepadanya, dan orang tersebut masuk dalam kategori firman
Allah,
سَنَسْتَدْرِجُهُمْ
مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah
kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. dan Aku memberi tangguh kepada
mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (QS. Al Qalam: 44-45)
Wahai
kaum muslimin…, wahai hamba-hamba Allah…
Sesungguhnya kemaksiatan sangat mempengaruhi
keamanan negara, sangat berpengaruh terhadap ketenteraman bangsa dan
perekonomiannya, serta mempengaruhi hati-hati rakyat.
Meskipun berbagai kemaksiatan terpampang di
depan mata dengan berbagai macam can ragam, jika kita bahu-membahu mencegahnya
sesuai dengan kemampuan kita, insya Allah semuanya akan sirna
dan barakah akan diturunkan ke muka bumi
Saya mengajak diri saya sendiri dan kalian wahai
saudara-saudaraku untuk bersatu di jalan Allah dan saling bergandengan tangan
dalam menegakkan syariat Allah, saling menasihati satu dengan yang lainnya,
berdialog dengan siapa saja yang memang butuh untuk diajak dialog namun dengan
metode yang terbaik dan dengan hujjah (argumentasi) dari
Alquran dan As-Sunnah serta dengan argumentasi akal, tidak membiarkan para
pelaku kebatilan tetap dalam kebatilan mereka karena mereka berhak untuk kita
jelaskan kepada mereka kebenaran yang hakiki kemudian kita memotivasi mereka
untuk melaksanakannya serta kita jelaskan juga kepada mereka kebatilan mereka
dan kita memperingatkan mereka dari kebatilan tersebut.
Kita
mohon kepada Allah agar mengembalikan orang yang sesat dari umat ini kepada
jalan yang benar, agar menjadikan kita saling bergandengan tangan dalam
melaksanakan kebenaran, saling tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan
ketakwaan hingga kita mengembalikan apa-apa yang telah sirna berupa kemuliaan
dan ketinggiannya, sesungguhnya Allah yang menguasai hal itu dan maha mampu
mewujudkannya.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وبارك عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَالَّذِينَ جَآءُو مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا
غِلاًّ لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَىمُحَمَّدٍ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَ آخِرُ
دَعْوَانَا الْحَمْدُِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
0 Komentar:
Posting Komentar
- Mari budayakan berkomentar dengan baik dan bijak -