KHUTBAH JUM'AT
Mengapa Musibah Selalu Datang
Menimpa Manusia
الحَمْدُ لله نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلاَ
مُضِلَ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ ، اللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ .
أما بعد..
Kaum
muslimin yang dimuliakan Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Sungguh
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kesempurnaan qudrah-Nya, dan kesempurnaan
hikmah-Nya, dan seluruh perkara di bawah pengaturan dan pengawasan-Nya, baik
itu kelapangan, keamanan, kesempitan, dan ketakutan, semuanya adalah Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang Mahakuasa untuk mengaturnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَسْئَلُهُ مَن فِي
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
“Semua
yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan.” (QS. Ar-Rahman: 29)
Maka
semua ketetapan berjalan berdasarkan hikmah dan keutamaan atau keadilan Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala menzalimi siapa
pun di alam dunia ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَاظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِن
كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ
“Dan
tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri.” (QS. Az-Zuhruf: 76)
Jamaah
kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sesungguhnya
kita beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan qadar-Nya, dan
bahwa iman kepada qodar
Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah salah satu dari rukun iman yang
enam, maka kita mengimani bahwa semua yang menimpa kita baik kebaikan maupun
kelapangan itu adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib
kita syukuri dengan cara kita mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya, maka tatkala itu,
kita berhak untuk mendapatkan janji Allah yaitu akan ditambahkan nikmat-Nya
tersebut.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ
لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb kalian memaklumkan: “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkati (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat peduh.” (QS.
Ibrahim: 7)
Jamaah
kaum muslimin
Sesungguhnya
semua yang menimpa manusia baik kemadaratan dan kesempitan tidak lain hal itu
karena kemaksiatan yang mereka lakukan, juga karena kelalaian mereka dari
melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala serta
disebabkan mereka melupakan syariat-syariat Allah. Allah mengabadikan hal itu
di dalam kitabullah agar kita bisa berhati-hati dan waspada.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ
فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ
“Dan
apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.
As-Syura: 30)
Dan
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
مَّآأَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ
فَمِنَ اللهِ وَمَآأَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ
رَسُولاً وَكَفَى بِاللهِ شَهِيدًا
“Apa
saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa: 79)
Jamaah
kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya
kebanyakan manusia pada hari ini, mereka hanya mengaitkan musibah-musibah yang
menimpa mereka, dengan kejadian-kejadian alam semata, dengan faktor-faktor
eksternal yang tidak ada kaitannya dengan kesalahan mereka sendiri. Maka, tidak
ragu lagi bahwa hal itu karena kurangnya pemahaman mereka dan lemahnya keimanan
mereka, dan juga karena mereka lalai dari menadaburi kitabullah dan
sunah-sunah rasul-Nya.
Jamaah
kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Orang-orang
yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Ketahuilah bahwasanya dibalik sebab-sebab dan faktor alam tersebut, ada juga
sebab-sebab syar’i bahkan hal inilah sebab yang lebih dominan dan lebih kuat
serta lebih membawa pengaruh dari terjadinya musibah-musibah yang ada tersebut.
Hanya saja memang terkadang sebab-sebab dan faktor alam itu menjadi wasilah
ataupun perantara dari sebuah ketetapan hukum dari sebab-sebab syar’i. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Hanya
saja, kita wajib bersyukur atas nikmat yang telah Allah Subhanahu wa
Ta’ala berikan kepada umat ini, dimana umat ini tidaklah akan diadzab dan
disiksa yang ditimpakan kepada umat-umat yang terdahulu, umat ini tidak akan
ditimpakan dengan suatu bencana yang merata dan mematikan seluruh manusia,
sebagaimana yang telah terjadi pada kaum ‘Aad, tatkala mereka dihancurkan
dengan badai angin topan.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ
لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى
كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ {7} فَهَلْ تَرَى لَهُم مِّن بَاقِيَةٍ
{8}
“Yang
Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari
terus menerus; Maka kamu lihat kaum Aad pada waktu itu mati bergelimpangan
seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk) maka kamu
tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka.” (QS. Al-Haaqqah: 7-8)
Allah Subhanahu
wa Ta’ala tidak menjadikan umat ini binasa seperti kaum Tsamud, mereka
dihujani badai dan disambar petir sehingga mereka di dalam rumah-rumah mereka
menjadi bangkai yang berserakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak
menjadikan umat ini binasa seperti kaum Luth, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim
kepada mereka hujan batu dan langit, dan membalik bangunan-bangunan mereka yang
atas menjadi di bawah sehingga mereka hancur-lebur. Naudzubilla min dzalik.
باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
القُرْآنِ الكَرِيْمِ وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فَيْهِ مِنَ الآيَاتِ
وَالذِكْرِ الحَكِيْم . أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ
وَلسَّائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ .
Khutbah Jum’at Kedua
الحَمْدُ للهِ غَافِرِ الذَنْبِ
قَابِلِ التَوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ، ذِي الطَوْلِ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ
إِلَيْهِ المَصِيْر ، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
البَشِيْرَ النَذِيْرَ ؛ صلى الله عليه وعلى آله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ فِي القَوْلِ وَالفِعْلِ وَالاِعْتِقَادِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا .
أما بعد
Jamaah
kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah dan rahmat-Nya terhadap umat
ini, menjadikan balasan dan adzab dari dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan
mereka dengan penindasan sebagian mereka kepada sebagian yang lain, pembunuhan
sebagian mereka kepada sebagian yang lain, dan penawanan sebagian mereka kepada
sebagian yang lain.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن
يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ
أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ
نُصَرِّفُ اْلأَيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Katakanlah,
“Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau
dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang
saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian
yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
silih berganti agar mereka memahami(nya).” (QS. Al-An’am: 65)
Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan Sa’ad bin Abi Waqqas radhiallahu’anhu beliau
berkata, “(Suatu hari) kami datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, kemudian beliau shalat dua rakaat dan kami pun shalat bersamanya, kemudian beliau
bermunajat kepada Rabb-Nya dengan sangat lama, kemudian mengatakan, “Aku
memohon kepada Rabbku tiga hal, Aku memohon agar umatku tidak dibinasakan
dengan al-gharqu (banjir bandang), maka Dia-pun mengabulkannya, dan Aku memohon
agar umatku tidak dibinasakan dengan sebab paceklik panjang seperti yang
terjadi pada keluarga Firaun, maka Dia-pun mengabulkannya, dan aku memohon agar
umatku tidak dibinasakan dikarenakan ulah sebagian mereka pada sebagian yang
lain, maka Dia mencegahnya dariku.” (HR. Muslim 2890)
Jamaah
kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya
kalian adalah orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat tersebut dan juga
kepada hadis-hadis di atas yang telah shahih dari Rasulullah, akan tetapi
mengapa kalian tidak memikirkannya? Mengapa kalian tidak memahaminya? Mengapa
kalian tidak mengaitkan musibah yang datang bertubi-tubi menimpa kita itu karena
sebab kelalaian dan rendahnya perhatian kalian terhadap agama kalian sendiri,
sehingga dengan itu kalian akan kembali kepada Rabb kalian, dan kalian akan
diselamatkan dari sebab-sebab ditimpakannya adzab yang merata tersebut.
Maka
bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wahai sekalian hamba
Allah Subhanahu wa Ta’ala, lihatlah kepada diri-diri kalian, dan
bertaubatlah kepada Rabb kalian, luruskanlah jalan hidup kalian, ketahuilah
bahwa bencana dan musibah yang melanda kalian dan kobaran api fitnah yang
menyerbu kalian, hanyalah hal itu semua karena sebab diri-diri kalian sendiri,
karena sebab dosa-dosa yang kalian perbuat, maka perbaikilah setiap dosa yang
kita lakukan dengan taubat dan
kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berlindunglah dari
segala fitnah, baik fitnah dunia yang berupa pembunuhan, perampokan, penindasan
dan juga fitnah agama yang berupa syubhat dan syahwat yang selalu mencegah
manusia dari kembali kepada agamanya yang lurus, dan menjauhkan mereka dari
pelita yang dibawa para pendahulu umat yang shaleh.
Sesungguhnya
fitnahnya hati itu
lebih berbahaya dan lebih jelek serta lebih merusak dari sekedar fitnahnya
dunia. Karena fitnah dunia hanya akan berakibat pada kerugian materi dan
keduniaan, sedangkan dunia ini akan lenyap dan hilang baik cepat atau lambat,
tetapi fitnah agama itulah yang akan menghancurkan dunia dan akhiratnya.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
فَاعْبُدُوا مَاشِئْتُم مِّن
دُونِهِ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلاَّ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Katakanlah:
“Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri
mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Inagtlah yang demikian itu
adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 15)
Mudah-mudahan
kita selalu dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari fitnah dunia
dan fitnah agama dan kita
dijauhkan dari bala dan musibah yang kian hari seakan musibah itu selalu
berganti dan berkepanjangan. Dan mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang selalu bertaubat dari perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan, sehingga kita
termasuk orang-orang yang akan mendapatkan pertolongan-Nya baik di dunia dan di akhirat kelak. Amin.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ
لِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا
غِلاَّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا
أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا
بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ, وَأَقِمِ الصَّلاَةَ
0 Komentar:
Posting Komentar
- Mari budayakan berkomentar dengan baik dan bijak -