KHUTBAH IDHUL FITRI
Ramadhan Sebagai Proses belajar
menuju Hamba Allah yang Ikhlas dan Suci
Allaahu akbar, Allaahuakbar, Allahuakbar (3x) Allaahu akbar kabiira; wal-hamdulillaahi
katsiraa, wasubhaan Allahi bukrataw-wa-ashiila.
Laa ilaaha
illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah. Wa a'azzajundah, wahazamal
ahzaaba wahdah. laa ilaaha illallaahu wala na'budu illaa iyyaah. mukhlishiina
lahuddiina walau karihal kaafiruun, walau karihal musyrikuuna walau karihal
munaafiquun.
laa ilaaha
illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar
walillaahil-
hamd.
إن الحمد لله
نحمده ونستعينه ونستغفره ونكبره ونقول الله أكبر الله أكبر و لله الحمد الله أكبر كبيرا
والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا.
الحمد لله الذي شرع للناس عيدا
مباركا ونعيما مشكورا ويوما مسرورا . والصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين
بشيرا ونذيرا وعلى آله وصحبه ومن تبعهم باءحسان الى يوم الدين مؤمنا ومخلصا . أشهد
أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده . أما
بعد فيا عباد الله أوصيكم واياي بتقوي الله فقد فاز المتقون يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari kaum Muslimin dan Muslimat sidang
‘Idul Fitri yang berbahagia.
Antara suka dan duka suasana hati kita saat ini. Ramadlan
bulan penuh barakah dan kasih sayang telah meninggalkan kita tidak ada
gantungan pengharapan untuk dapat bertemu kembali dengannya kecuali do’a kepada
yang Maha Pengasih Penyayang. Disisi lain hati kita mengucap syukur
Alhamdulillah karena telah melaksanakan ibadah puasa, dan kita kini merayakan Idul Fitri dengan
mengumandangkan kalimat Takbir dan Tahmid.
Kalimat-kalimat itulah yang akan mampu menyirami jiwa,
sehingga betapapun kelam alam sekeliling, betapapun gersangnya hidup, kencangnya
badai, dan besarnya ombak, namun Allahu Akbar, Allah lebih besar dari segala
sesuatu. Allahu Akbar, Dia yang menciptakan, mengatur,
dan membimbing segala sesuatu, serta mengetahui keadaannya.
“ Tidak gugur sehelai kehidupan kecuali diketahui-Nya,
tidak pula sebutir biji dalam kelamnya bumi bahkan tiada basah atau kering,
kecuali di dalam kitab yang nyata/pengetahuan-Nya yang sempurna. Tiada daya
untuk meraih manfaat, tiada kekuatan untuk menampik kesulitan, kecuali
bersumber dari Allah semata ) „
Demikian kita melepas bulan suci Romadhan… bulan
yang secara harfiah sekaligus tujuannya, antara lain adalah bulan pembakaran
dan penghapusan dosa-dosa,… bulan mengasah dan mengasuh jiwa-jiwa manusia.
Ramadlan Sebagai Proses belajar
Ramadhan, bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan
telah berlalu. Sebulan penuh kita berusaha menjalankan
puasa, menahan diri dari lapar dan dahaga. Melepaskan diri dari nafsu
keduniawian, berusaha mendekatkan diri dan mengembalikan ketajaman spiritual
kita dengan melepaskan diri dari hal-hal yang bersifat jasadiyah yang selama
ini menjadi hijab / tabir pemisah antara Khaliq dan makhluq.
Ramadlan bagi mereka yang mmenuhinya dengan ibadah
bagaikan sebuah Madrasah istimewa karena :
1. Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama
dan gratis tanpa bayar untuk mengenyam pendididikan didalamnya;
2. Lingkungan dan suasana dalam masa pendidikan Madrasah
Ramadlan sangat kondusif karena semua pihak mendukung agar setiap yang
beribadah ramadlan dapat menunaikan seluruh rangkaian ibadahnya. Bahkan di kota-kota
besar ada lasykar suka rela yang menggrebek tempat maksiat dan mesum
semata-mata agar tidak ada yang merusak suasana pendidikan Ramadlan. Karena semua orang tahu, maka cobaan pun lebih
mudah dihindari. Bayangkan jikakitaharus
menjalankan puasa di negeri orang yang orang Islamnya minoritas, sehingga
mereka tidak tahu apa itu puasa. Tidak ada perilaku khusus. Godaan makan dan
minum lebih banyak. Apalagi jika kita tinggal di negeri yang memiliki empat
musim; winter (musim dingin), spring (musim semi), summer (musim panas), dan
fall (musim gugur). Puasa bisa saja jatuh di musim panas (summer) yang siang
harinya lebih panjang daripada malam hari. Puasakitabisa dimulai dari pukul 2 pagi
sampai pukul 9 malam. Mungkin kita hanya
sempat berbuka dan langsung dilanjut dengan sahur.
Demikian nikmatnya Madrasah Ramadhan di
negara kita ini. Jika pintu-pintu surga
dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup serta syetan-syetan dibelenggu.” maka
kalau kita masih berkelakuan dan berpikiran jahat, hal itu bukanlah karena
gangguan syetan melainkan dari diri kita sendiri yang telah mewakili syaitan
dalam menyesatkan manusia termasuk diri kita sendiri. Betapa rugi dan celakanya kalau ada diantara
kita yang tidak lulus dari Madrasah Suci ini seperti apa
yang disayangkan oleh Rasulullah s.a.w.:
عَن
أَبي هُرَيْرَةَ قالَ قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم:
رَغِمَ
أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“ Celakalah orang yang telah dipertemukan dengan Ramadlan, namun sampai
ramadlan berlalu dia belum mendapat ampunan Allah. “
Berbeda dengan sekolahan dimana kita
dinilai atau diuji oleh seorang guru, maka di Madrasah Ramadhan ini kita
menilai diri sendiri. Ujiannya adalah
antara kita dan Allah SWT. Ketika kita melakukan puasa, tidak ada orang lain
yang tahu apakah kita benar-benar melakukannya dengan baik Kecuali Allah SWT.
dan diri sendiri, tidak ada orang yang tahu kalau kita makan sambil
sembunyi-sembunyi kemudian pura-pura masih berpuasa. Dan berbagai perbuatan
lainnya. Disebutkan dalam sebuah hadits Qudsy:
عن أبي هريرة :إن الله تعالى يقول: إن الصوم لي، وأنا أجزي به
“Puasa itu hanya untuk-KU dan Akulah yang
akan memberikan balasannya. ( HR. Ahmad, Muslim, An-Nasa’i )
Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu
akbar. Allahu akbar walillah ilhamd.
Berakhirnya ramadhan, bukan sebuah perayaan untuk
diperbolehkannya kembali kita untuk makan dan minum di siang hari, tapi
merupakan sebuah perayaan atas kemenangan kita untuk melepas hijab/pembatas
dengan Allah SWT. Pengungkapan rasa syukur karena kita telah
meraih sukses dalam perjuangan selama satu bulan melawan nafsu syahwat kita
sendiri. Semoga kita bersama-sama bisa memanfaatkan kebersihan hati nurani kita
pada hari-hari yang penuh dengan kemenangan ini untuk lebih banyak berpikir dan
mendekatkan diri pada hal-hal yang semakin memperkuat keimanan dan ketaqwaan
kita.
Hari ini rohani kita mengenakan pakaian indah, yang
kita tenun sebulan penuh, pakaian yang oleh al qur'an dinamai "Libaas
at-taqwa" (pakaian taqwa ).
Kalau pakaian ini lahir mampu menutup aurat lahiriyah, melindungi
pemakainya dari sengatan panas atau dingin, bahkan menghiasi jasmani dan
memperindahnya, maka pakain taqwa mampu menutup aurat batiniyah, melindungi
pemakainya dari segala macam krisis dan sengatan hidup, bahkan menghiasai jiwa,
memperhalus budi, memperluas pandangan, serta mempertebal tengggang rasa kasih
sayang terhadap makhluq Allah SWT.
Jika pakaian taqwa, tidak dipakai seseorang, telanjanglah
ia walau berpakaian, Jika hati suci dari dendam, pakaian apapun yang dipakainya,
tetap akan indah terlihat Pakaian taqwa itulah yang mengubah ragu menjadi
yakin, kebodohan menjadi pengetahuan, lalai menjadi ingat, khianat menjadi
taubat, lemah menjadi teguh, angkuh menjadi tahu diri, kebengisan menjadi
damai. Itulah benang-benang yang merajut pakaian taqwa…itulah yang kita pintal
sebulan penuh…guna menghiasi iman dan jati diri kita, menghiasinya dengan akhlkaq
dan prilaku yang indah sebagai seorang muslim.
Rasulullah SAW bersabda : Maksud beliau: Ma'rifat
(kedalaman pengetahuan tentang kebesaran Allah adalah modal seorang
muslim, Pengendalian diri adalah sumber ajarannya, Kekasih adalah azas
pergaulannya, Kerinduan kepada kebenaran dan keadilan adalah tungggangannya,
Zikir adalah pelipur hatinya, kepercayaan diri adalah harta simpanannya, Keprihatinanya
adalah temannya, ilmu senjatanya, sabar pakaiannya dan ridlo adalah puncak
perolehannya.
Kesadaran akan kelemahan diri di hadapan Allah adalah
kebanggaannya, zuhud adalah profesinya, percaya diri adalah kekuatannya,
kebenaran andalannya, ketaatan adalah cintanya, perjuangan adalah kebiasaan dan
kesehariannya, dan buah matanya adalah sholat……menghadap Tuhannya.
Itulah sebagai simpul-simpul yang dirangkum oleh kata
“taqwa” yang merupakan tujuan puasa, sekaligus menjadi sumber kesadaran manusia
yang sangat tinggi. Itulah yang memunculkan cahaya yang tak pernah redup serta
memancarkan nur ke setiap sudut kehidupan.
Itulah yang melahirkan kemampuan mengendalikan diri dan pengarahan
keinginan sekaligus menjadi perisai kita menghadapi segala macam ujian dan
cobaan. Semoga kita mengindahkan peringatan Allah yang menyatakan :
ولا تكونوا كالتي نقضت غزلها
من بعد قوة أنكاثا
“ Dan janganlah kamu menjadi seperti seorang
perempuan dalam cerita lama yang mengurai kembali benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat, mengurainya sehelai benang demi sehelai sehingga menjadi
cerai-berai kembali ( QS .16 : 92 )
Alhamdulillah, kini kita beridul fitri, kita kembali
menjadi fitrah, Saudara, salah satu makna fitrah adalah asal kejadian, makna
ini menuntut yang beridul fitri untuk sadar tentang jati dirinya, menuntut kita
menyadari pengalaman pahit yang pernah dialami oleh leluhur kita, Adam dan Hawa
as. Mereka hidup penuh damai di Daaras-Salaam, surga Illahi. Tetapi mereka
tidak puas dengan anugrah Allah, padahal sudah sekian banyak yang diperolehnya.
وقلنا يا آدم اسكن أنت وزوجك الجنة وكلا منها رغدا
حيث شئتما ولا تقربا هذه الشجرة فتكونا من الظالمين
“ Hai Adam diamilah olehmu dan istrimu surga
ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang
kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim. ( QS: 2:35 )
Mereka terpedaya oleh Iblis. Setan mengiming-imingkan
kepadanya dengan apa yang dinamainya “ Pohon kekekalan “ guna meraih kekuasaan
abadi dan kekayaan yang melimpah: Iblis menggoda :
فوسوس إليه الشيطان قال يا آدم هل أدلك على شجرة
الخلد وملك لا يبلى
“ Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon
khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa ?“
( QS: Thaha ( 7) : 120 )
Iblis menanamkan juga di hati Adam dan Hawa prasangka
buruk terhadap Allah, setan berkata kepada mereka :
فوسوس
لهما الشيطان ليبدي لهما ما ووري عنهما من سوآتهما وقال ما نهاكما ربكما عن هذه الشجرة
إلا أن تكونا ملكين أو تكونا من الخالدين
„ Tuhan kamu tidak
melarang kamu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal dalam surga „ (QS :
7:20 )
Keinginan kekal dalam kenikmatan dan meraih
kekuasaan/kepemilikan yang tidak berakhir, kedua hal itulah yang menjadikan
Adam dan Hawa terusir dari surga, negeri yang penuh kedamaian.
Ketika mereka melanggar, jiwa mereka tidak damai, hati
mereka resah, mereka takut menghadapi sanksi Illahi dan sedih merenungkan
nikmat damai yang telah sirna. Kondisi jiwa seperti itu, melahirkan hubungan
yang tidak harmonis sehingga mereka saling mempersalahkan dan puncaknya adalah
musuh-memusuhi. Surga yang mereka huni tidak lagi menjadi Daar as-Salaam /
negeri yang damai buat mereka, bahkan mereka pun tidak lagi wajar tinggal
disana, sebab kedamaian tidak lagi menghiasi diri mereka. Kepada mereka Allah
berfirman :
“Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh
bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kedamaian di bumi, dan kesenangan
hidup sampai waktu yang ditentukan”(QS:2:36 ).
“Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain” mengisyaratkan
bahwa ketika itu tidak ada kedamaian, karena rasa takut dan kesedihan mencekam
jiwa mereka. Ini juga mengisyaratkan bahwa takut dan kesedihan tidak mungkin
menyatu dengan kedamaian. Semakin besar rasa damai yang Kita nikmati, semakin
kurang rasa takut dan sedih yang hinggap dihati Kita, demikian juga sebaliknya.
Di tempat lain Allah berfirman:
قلنا اهبطوا منها جميعا فإما يأتينكم مني هدى فمن
تبع هداي فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون
“Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian
juga datang petunjuk-Ku kepada kamu, maka barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada ketakutan atas mereka, dan tidak pula mereka
bersedih hati”. (QS:2:38 ).
Ayat ini menjelaskan bahwa ketakutan dan kesedihan baru
akan dapat tersingkir dari jiwa atau dengan kata lain. Kedamaian baru dapat
bersemai dalam kalbu. Bila tuntunan-Nya datang dan bersedia diikuti. Nah, lihatlah hasilnya antara lain pada umat
Nabi Nuh as, yang mengikuti beliau dalam satu bahtera, Allah Berfirman :
Artinya :
قيل يا نوح اهبط بسلام منا وبركات عليك وعلى أمم
ممن معك وأمم سنمتعهم ثم يمسهم منا عذاب أليم
“Dikatakan : Hai Nuh, turunlah dengan salam
penuh kedamaian dan penuh keberkatan dari kami atasmu dan atas umat-umat (yang
mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada(pula) umat-umat yang kami beri
kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa
siksa yang pedih dari kami.” (QS:11. 48 )
Saudara, Adam dan Hawa serta Iblis diperintah Allah turun
dengan membawa permusuhan akibat pelanggaran mereka, sedang Nabi Nuh as dan
pengikut-pengikut yang setia, juga diperintahkan turun/berlabuh di darat dengan
penuh kedamaian dan penuh keberkatan. Ini karena yang itu melanggar dan yang
ini taat mengikuti tuntunan-tuntunan Allah. Kedua pengalaman di atas dapat
terulang kapan dan dimana saja, baik bagi perorangan, keluarga kecil, maupun
masyarakat bangsa.
Saudara,Pengalaman pahit yang dialami Adam dan Istrinya
Hawa menunjukkan bahwa kesenangan yang sifatnya matrial dan sementara, bukanlah
faktor utama dari lahirnya kedamaian. Bahkan boleh jadi harta kekayaan
merupakan faktor lahirnya keresahan. Camkanlah pesan Allah kepada umat Nabi Nuh
as : “dan ada pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam
kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa siksa yang pedih dari Kami”.
Camkan juga firman-Nya :
وضرب الله مثلا قرية كانت آمنة مطمئنة يأتيها رزقها رغدا من كل مكان فكفرت
بأنعم الله فأذاقها الله لباس الجوع والخوف بما كانوا يصنعون
Artinya : “Allah telah membuat sesuatu
perumpamaan(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezekinya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya
mengingkari nikmat-nikmat Allah: karena itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (
QS : 16 : 112 )
Negeri yang dimaksud oleh ayat di atas adalah Mekkah pada
saat masyarakatnya membangkang perintah Rasul saw. Namun demikian, ayat ini
ditunjukkan kepada semua masyarakat sepanjang masa, termasuk masyarakat dan
bangsa Indonesia, yang boleh jadi nyaris atau sedang mengalami nasib yang
dilukiskan ayat diatas.
Apa yang diinformasikan Al-lqur’an menyangkut Adam as
itu, terbukti kebenaran hingga saat ini. Segala macam keresahan, pertikaian,
dan peperangan, kesemuanya bersumber dari keinginan menggebu menyangkut
kekuasaan dan kepemilikan yang bersifat matrial. Karena itu berkali-kali
Al-qur’an menegaskan bahwa dunia bersifat fana’. Jika demikian, kekekalan tidak
ditemukan di sini, tetapi di akherat sana. Atas dasar itu jika Kita ingin tidak
resah, maka jangan jadikan materi menguasai diri Kita tetapi kuasailah materi
itu. Jangan tempatkan materi dalam kalbu kita, tetapi letakkan ia ditangan kita.
Jika Kita ingin merasakan kedamaian dalam hati, maka
jauhi sangka buruk terhadap Allah, bahkan prasangka buruk yang tidak beralasan
terhadap sesama manusia! Bersangka baiklah kepada-Nya, dan inilah yang dinamai
bertawakal kepada Allah yakni menjadikan-Nya wakil dalam upaya meraih apa yang kita
inginkan setelah upaya maksimal Kita.Tentu saja melaksanakan tuntunan diatas,
memerlukan mujahadah, karena itu, kesabaran dan ketabahan merupakan syarat
mutlak.Ini digaris bawahi oleh al qur’an :
سلام عليكم بما صبرتم فنعم
عقبى الدار
“Salam kedamaian untuk kamu disebabkan karena
ketabahan/kesabaranmu, maka alangkah baiknya tempat pembalasan itu. ( QS : 13 :
24 )
Ucapan yang diajarkan dan dianjurkan Islam bila bertemu
dengan sesama, bukan sekedar Assalaamu'alaikum, tetapi ditambah lagi dengan Wa
Rahmatullahi Wa Barakaatuh, Rahmat dan berkat ini, untuk menunjukkan bahwa
bukan hanya keselamatan dan kekurangan dan aib yang diharapkan kepada mitra
salam, tetapi juga rahmat Allah dan berkat yakni aneka kebajikan-Nya juga
kiranya tercurah. Itulah salam/damai yang positif.
Bahkan, al-qur'an memuji yang memberi kedamaian kepada
yang berbuat jahil sekalipun.
وعباد الرحمن الذين يمشون على الأرض هونا وإذا خاطبهم
الجاهلون قالوا سلام
“Hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih ialah
mereka yang berjalan di bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil
menyapa (memperlakukan mereka dengan kejahilan) mereka berkata (bersikap)
salaam (keselamatan/kedamaian) (QS;25:63).
Kedamaian yang didambakan Islam, bukan hanya bersifat
lahiriah, tetapi juga batiniah, termasuk menghindarkan hati dari segala aib dan
kekurangan, dengki dan hasud, serta segala macam kehendak buruk terhadap pihak
lain. Siapa yang selamat hatinya dari hal-hal tersebut maka akan selamat pula
hati dan anggota badannya dari segala kejahatan dan dengan demikian ia akan
datang menghadap Allah dengan hati yang damai pada hari yang tidak akan
selamat siapa yang hatinya tidak akan membawa kedamaian :
يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب
سليم
“Pada hari itu tidak berguna harta dan
anak-anak, tetapi yang berguna adalah yang datang membawa hati yang salim,
(hati yang damai yang luput dari dosa dan noda (QS : 26 : 88-89)
Tidak wajar seseorang dinamai menyandang sifat salam dan
islam kalau sesamanya tidak selamat dari gangguan lidah dan tangannya. “ Muslim
adalah yang selamat orang-orang muslim dari gangguan lidah dan anggota
badannya” Demikian sabda Nabi saw
Dunia di Timur dan Barat mendambakan perdamaian itu. Kita pun sebagai
umat beragama terus menerus berdoa kiranya Tuhan melimpahkannya, etapi
kenyataannya menunjukkan bahwa diberbagai daerah di persada bumi ini, kedamaian
itu tidak terasa. Ini disebabkan karena titik tolak bahkan landasan philosofis
dari perilaku dan budi pekerti banyak putra-putri abad ini sungguh jauh dari
landasan ajaran agama dan budi pekerti luhur.
Budi pekerti dan pola tingkah laku menurut pandangan
sementara orang bertujuan mengatur keseimbangan dalam pemenuhan kepuasan setiap
pribadi atau kelompok saja. Karena itu mereka beranggapan bahwa seseorang boleh
melakukan apa saja selama hal tersebut memenuhi dua syarat :
1. Memberi kelezatan dan kemanfaatan serta kepuasan
lahiriah
2. Bahwa kepuasan itu tidak bertentangan dengan hak orang
lain.
Syarat kedua inipun dalam kenyataan sehari-hari lambat
laun mereka tinggalkan sehingga pola tingkah laku seseorang atau kelompok
semata-mata diarahkan dan ditentukan oleh banyak dan sedikit manfaat dan
keuntungan material yang dapat dihasilkannya, walau dengan mengorbankan hak-hak
orang lain. Disini lahir apa yang dikenal dengan standart ganda yaitu: ”Jika
aku yang melakukannya maka itu boleh, dan jika dia maka itu terlarang; Jika si
A yang bertindak, maka itu adalah keadilan, dan jika si B maka itu adalah
teror. „
Saudara, kaum muslimin yang mulia!
Dalam pandangan agama, titik tolak landasan philosofis
budi pekerti luhur adalah usaha menekan keinginan hawa nafsu, mengendalikan
diri, bahkan kalau perlu mengorbankan kepentingan pribad idemi kepentingan dan
kemanfaatan orang lain. Allah berfirman melukiskan sifat mulia hambanya:
والذين تبوؤا الدار والإيمان من قبلهم يحبون من
هاجر إليهم ولا يجدون في صدورهم حاجة مما أوتوا ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة
ومن يوق شح نفسه فأولئك هم المفلحون
“Dan orang-orang penduduk Madinah yang telah
beriman mencintai mereka yang datang berhijrah kepada mereka dan mereka tidak
keberatan sedikitpun atas apa yang mereka berikan. Mereka mengutamakan orang
lain atas diri mereka walau mereka sendiri dalam kesulitan. Barang siapa yang mampu menundukkan
kekikiran dirinya merekalah orang yang memperoleh kemenangan” ( Q.S.
Al-Hasyr : 9 )
Akhlak dalam pengertian ini menjadikan seseorang bebas
dari cengkeraman perbudakan nafsu, menuju penguasaan akar dan moral, bebas dari
relativisme menuju kemutlakan, bebas dari keinginan yang meluap-luap dan tanpa
kendali dalam meraih sesuatu yang bersifat matrial menuju upaya meraih
kenikmatan ruhani yang tidak terlukiskan kelezatannya serta bebas dari belenggu
debu tanah menuju kebebasan dan ketinggian nur Illahi. Perilaku manusia yang
menghiasi diri dengan akhlak ini, membuahkan penegakkan keadilan terhadap semua
pihak walau terhadap sesamanya muslim, bahkan terhadap dirinya sendiri
sekalipun.
Suatu ketika seorang Yahudi dituduh oleh seorang muslim
sebagai pencuri, padahal yang mencuri adalah sang muslim. Ketika itu terlintas
dalam benak Nabi bahwa sang muslim tidak mungkin menuduh tanpa alasan,
terlintas juga kebiasaan buruk sekian banyak orang Yahudi, sehingga ada
kecenderungan hati Nabi membela sang muslim yang mengkhianati ajaran agamanya,
Allah memperingatkan Nabi Muhammad bahwa :
إنا أنزلنا إليك الكتاب بالحق لتحكم بين الناس بما
أراك الله ولا تكن للخائنين خصيما
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab
kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan
apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah menjadi penentang (orang
yang tidak bersalah), karena(membela) orang-orang yang khianat” (QS : 4 : 105
).
Saudara,Mari kita saling berdoa dan saling mengucapkan “
Taqabballa Allahu Minna wa minkum, semoga Allah menerima ibadah kami dan ibadah
Anda, mari kita saling berucap “ Minal Aidin wal Faizin “, semoga kita semua
termasuk kelompok yang kembali kepada fitrah kesuciannya, dan semoga kita
termasuk orang-orang yang beruntung memperoleh ampunan serta surga-Nya.
Marilah Hari Raya Idul Fitri ini, kita jadikan momentum
untuk menguatkan kembali ikatan persatuan dan kesatuan, menyatu padukan
hubungan kasih sayang, rohani dan jasmani, demi membangun jati diri dan
membangun negara kemakmuran dan keadilan, negara ilmu dan iman, hikmat dan
hidayat, dunia dan akherat, negara Pancasila dan UUD 1945.
Saudara, dengan hati yang terbuka, dengan muka yang
jernih, dengan tangan terulurkan, mari kita bermaaf-maafan dan menghubungkan
lebih erat lagi tali shilaturrahiim, tali persaudaraan dan persahabatan “ Ya
Allah, Engkaulah Assalam kedamaian, daripada-Mu bersumber Assalam, dan
kepada-Mu pula kembalinya…Hidupkanlah kami, Ya allah, di dunia ini dengan
Assalam, dengan aman dan damai,…….dan masukkanlah kami kelak di negri Assalam
(surga) yang penuh kedamaian, Maha suci Engkau, Maha Mulia Engkau, Ya Zal
Jalaal wal ikraam”
KHUTBAH KEDUA
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd!!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabirow
walhamdulillahi katsiiro!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallahu Allahu akbar
!!
Allahu Akbar, walillahil hamd!
الحَمْدُ لِلّهِ الْهَادِي إلى سَبِيلِ الرَّشَادِ،
الْعَالِمِ بِمَا بَطَن وَظَهَرَ مِنْ أَحْوَالِ الْعِبَادِ، جَاعِلِ الْعُلَمَاءِ
وَاسِطَةً فِي بَيَانِ الأَحْكَامِ ، فَارِقِينَ بِمَا عَلَّمَهُمْ بَيْنَ الْحَلالِ
وَالْحَرَامِ، فَالرَّابِحُ مَنْ فَازَ بِمُتَابَعَتِهِمْ، وَالْخَاسِرُ مَنْ حَادَ
عَنْ مُصَاحَبَتِهِمْ، وَصَلَوَاتُهُ وَسَلامُهُ عَلى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ مُحَمَّدٍ
الدَّاعِي إِلى دَارِ السَّلامِ، الْمُبَشِّرُ بِمَا فِيهَا مِنَ التَّفْضِيلِ وَالإِكْرَامِ،
وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ الْكِرَامِ، صَلاةً تُوجِبُ لَهُمْ مَزِيدَ
الْفَضْلِ وَاْلإِنْعَامِ.
Wahai Ummat
yang tengah berbahagia di hari Fithri, Wahai Ummat Quran yang sebulan penuh
telah menggembleng disiplin diri. Jika ingin mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan
kita dalam Madrasah Ramadlan maka Inilah tugas saya dan anda selanjutnya :
1.
Utuhkan Iman kepada Allah dan
Rosul, bina terus hingga tak ragu lagi, sebab itulah modal jihad, itulah
prasyarat menjadi mukmin yang shodiqun (42), mukmin yang orisinal, sejati;
2.
Kuatkan Islam ini, dukung dengan
harta yang kita miliki (43), dengan pemikiran yang kita punya (44), dengan
tenaga yang kita punya (45), dengan kesempatan, jabatan (46), bahkan segala
apapun yang kita miliki (47) hingga Islam tegak sempurna (48).
3.
Besarkan Islam ini, inilah jalan
nyata membesarkan Allah! Jadilah ummat ijabah (49), ummat yang menerima seruan
dan tampil ke depan untuk membesarkan Islam (50). Bukan sekedar kuat, tetapi
kecil (51). Bukan pejal tapi terisolir dengan sebab kecilnya. Tapi kita diminta
Ilahi untuk membesarkan Islam ini, hingga ia cukup untuk menggerakan roda
perubahan sejarah (52). Bagaimana Islam menjadi besar? Dengan besarnya jumlah
Ummat Ijabah, yang mau bersungguh sungguh bekerja untuk Islam ini (53),
terorganisir dengan rapi, dalam satu shaff seperti bangunan yang kokoh (54).
Jadilah ummat yang bertanggung jawab, yang tahu posisi dan fungsinya dalam
membesarkan Islam ini. Ummat yang selalu siap bekerja sama, membangun
koordinasi dengan seluruh kekuatan Islam, sebagai langkah Ikhlas membesarkanNya
(55).
4.
Sucikan keagungan Allah Maha Raja
Langit dan bumi, dari anggapan bathil dan kebodohan prasangka diri kita, bahkan
bela nama baikNya dari hujatan, propaganda busuk musuh musuh Allah, dan kesalah
fahaman manusia (56). Sucikan Allah, Sucikan Dienullah, dan sucikan dirimu (57)
sebagai jama'ah jihad yang berjuang untuk seluruh tugas suci ini. Jangan
membuat noda atas Ummat Islam (58), jangan membuat noda atas Dienul Islam, dan
jangan membuat noda, yang membuat Allah yang Maha Suci dihinakan orang (59).
Kehadiran kita, amalan kita, sikap prilaku dan kata kata kita, semuanya
dipertaruhkan, untuk kesucian dan keagungan Allah Robbuna, Malikuna wa
Ilahuna.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd!!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabirow
walhamdulillahi katsiiro!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallahu Allahu akbar
!!
Allahu Akbar, walillahil hamd!
Hadirin
hadirot Jama'at 'Idul Fithri yang berbahagia!
Untuk
melaksanakan tugas kita sebagai ummat setelah datangnya Rosulullah Muhammad
saww ini, maka inilah tugas kita dalam setahun ke depan:
1.
Hidupkan Jihadut Ta'lim, Ilmui
Islam, diskusikan Islam, perdalam, hayati amalkan Islam dalam diri dan
keluarga, internalisasi (60) dan sosialisasikan dalam masyarakat, kampus, rumah
sakit, jumpai manusia dimanapun mereka berada dan komunikasikan Islam sebagai
ajaran penuh rahmat ini (61).
2.
Maksimalkan sumbangsih kita untuk
Islam (62), disiplinkan untuk berinfaq setiap bulan, setiap kita memperoleh
rizki (63), tepati kewajiban zakat (64), shodaqoh dan bangun kekuatan ekonomi
yang maju dalam keselaran kaum miskin dan kaya kita (65).
3.
Bangun koordinasi dan konsolidasi
dalam kesatuan dan kebersamaan ummat tauhid ini, jangan mau lagi dipecah pecah
musuh musuh Islam, silaturrahmi antar masjid, diskusi antar harakah, mu'awanah
lintas jama'ah harus kita gagas. Kita buktikan bahwa kita satu dan tak bisa
dipecah belah. Sejarah membuktikan
4.
Pelihara sikap, jaga akhlaq,
miliki akhlaq yang mulia, sebab kita tidak akan bisa bersama manusia, bekerja
sama dengan orang lain atas dasar eksploitasi. Nabi Muhammad saw bersabda :
Kalian tidak akan bisa menguasai manusia dengan harta harta kalian, tapi kalian
bisa bersama mereka dengan akhlaq kalian yang mulia (68).
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabirow walhamdulillahi katsiiro!
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallah, allahu akbar walillahil hamd!
Hadirin
hadirot Jama'at 'Idul Fithri yang berbahagia, di hari fithri ini, marilah kita
sempurnakan rasa bahagia dan gembira kita dengan tekad baru, rasa damai dan
semangat baru ini dengan do'a. Kita mohon agar kiranya Allah Maha raja langit
dan bumi memperkenankan do'a kita. Tenangkan hati saudara, heningkan fikiran
saudara. Sekalipun di mimbar ini saya berdo'a, yakinilah bahwa hati anda ikut
serta dalam setiap ucap dan kalimatnya. Sebab Allah tidak akan mengabulkan do'a
dari hati yang lalai. Kehadiran hati anda akan mengangkat do'a ini lebih tinggi
dan lebih dekat pada pengabulan.
Ya Robbana
lakal hamdu kama yambaghi li jala-li wajhika wa 'azhimi sulthonik, Ya hayyu, Ya
Qoyyum, Ya Dzal 'Arsyil Majid, Ya Jabbar, Ya Qohhar, Ya Dzal Bathsyis Syadiid,
Khud haqqona, miman dzolamana, wa 'ada 'alayna. Allohumma sholli wa sallim 'ala
Nabiyyikal karim, wa 'ala Alihi wa sallam.
Wahai Raja
Kami yang perkasa, tiada seorang pun diantara kami yang kuasa untuk bersyukur
semestinya kepadaMu, sebab kebaikanMu tiada batas. Tiada seorangpun yang
sanggup ta'at kepadaMu setimpal dengan Haq-Mu.
Ya Robbana,
teramat nyata limpahan KasihMu pada setiap manusia, Engkau berikan pahala pada
yang ta'at, padahal tiadalah ia mampu melakukan keta'atan tanpa tolongmu jua,
Si durhaka, engkau beri tempo, sekalipun ia tidak berhak, Pahala yang besar
Engkau berikan pada si ta'at untuk amalnya yang tak berarti dibandingkasn
dengna besarnya nikmat Engkau pada manusia. Si durhakan tidak Engkau balas
serta merta, Engkau beri dia tempo untuk kembali dan taat. Duhai siapakah lagi
yang lebih pengasih dari pada Enbgkau, Ya Arhamar Rohimiin...Bukalah mata hati
kami Ya Allah, utuk bisa merasakan betapa besarnya kasih sayangMu, angkatlah
dari diri kami, hijab kebodohan ini. Dunia yang kecil telah menggelapkan mata
kami dari terangnya cahayaMu, Ampuni kami yang penuh dosa ini, Ya Allah, Ya
Malikul Jabbar....
Ya Allah,
berikanlah kepada kami, apa yang kami cita citakan, sempurnakan bagi kami
hidayah dan cahayaMu. Berikan kepada kami izzah, inayah dan hidayah penunjuk
jalan untuk memenuhi RisalahMu, peliharalah agama dan negara ini dari tangan
perusak, penyebar bencana dan mala petaka.
Ya Allah, Ya
Dzal Arsyil Majid
Hanya kepada
Engkaulah kami adukan kelemahan ummat ini, yang tak ada lagi harga mereka dalam
pandangan manusia manusia kapitalist. Engkaulah Tuhannya kaum yang tertindas,
Ya Robbal Mustadh'afin Engkau pelindung kami, Engkaulah pembela kami
Ya Allah,
kepada siapakah Engkau akan menyerahkan kami? Apakah kepada kaum yang penuh
dendam dan benci kepada kami, Yang akan melemparkan kami ke lembah kemusnahan
dan kehancuran? Atau kepada shahabat perjuangan, yang telah mendapat kuasa
penuh dari Engkau untuk menyelesaikan urusan ini? Ya Allah jika ujian ini, jika
seluruh derita yang kami alami, bukan karena murka Engkau kepada kami, kami
ridho dengan semua ini, Ya Allah. Lapangkan dada kami dalam menghadapi semua
ini, pandaikan kami untuk menghadapinya. Tapi jika Engkau murka kepada kami,
kami sadar Ya Allah kemurkaanMu semata mata karena kelalaian dan kesalahan
kami.
Tiada tempat
berlari dari murkaMu, kecuali kepadaMu jua, Sayangi kami ya Allah, Kami sadar,
kami telah mendzalimi diri kami, kalau Engkau tidak mengampuni dan menyayangi
kami, niscaya kami menjadi orang orang yang merugi. Ya Allah Janganlah Engkau
turunkan hukuman kepada kami , karena kami lupa atau tersalah, Janganlah Engkau
timpakan kepada kami 'adzab sebagaimana yang pernah Engkau timpakan kepada orang
orang sebelum kami. Ya Allah, Engkau tahu kelemahan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami, beban yang kami tidak sanggup memikulnya,
Ampuni
segala dosa kami, Maafkan kami, Santuni kami, Engkaulah pemimpin kami ya Allah,
Tolonglah kamidalam segala tugas-tugas kami..Amin Ya Robbal 'Alamin Subhana
Robbika Robbil Izzati 'amma yasifun Wa salamun 'alal mursalin
Walhamdu
lillahi Robbil 'Alamin
0 Komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.