KHUTBAH JUM'AT
Ramadhan Bulan yang
penuh Berkah
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا
النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ
الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا
الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ
الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله
عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jama’ah
Jum’at rahimakumullah...
Mari kita
bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan
berbagai keni’matan, terutama ni’mat Iman dan Islam. Semua itu dari Allah Ta’ala,
maka mesti kita syukuri. Dan Allah akan menambahi ni’mat itu bagi orang-orang
yang bersyukur.
Shalawat dan
salam semoga Allah tetapkan atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik
sampai akhir zaman.
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah...
Mari kita
senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani
perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi
larangan-laranganNya.
Jama’ah
jum’ah rahimakumullah...
Sadarkah
kita bahwa menjelang datangnya Ramadhan, aneka pihak yang akan merusak pahala
ibadah puasa Ramadhan kita bahkan mungkin merusak secara total shiyam kita,
mereka telah bersiap siaga sejak lama?
Dengan
harta, tenaga, rekadaya dan aneka perangkat serta programnya telah mereka
siapkan dengan matang. Sehingga ketika kita masuk pada bulan Ramadhan, perangkap
yang mereka persiapkan dengan sempurna itu telah siap memangsa pahala puasa
kita. Bahkan siap merusak total shiyam kita.
Mungkin kita
akan menjadi pesakitan mereka yang terseret waktu-waktu berharga kita yakni
bulan ibadah bulan Ramadhan itu dengan hal-hal yang sia-sia, bahkan mengandung
dosa dan maksiat. Mata kita diseret untuk memelototi aneka tayangan yang
berhiaskan syahwat dan syubhat. Tontonan syahwati akan menyeret manusia kepada
nafsu birahi, sedang tayangan yang mengandung syubhat adalah menjajakan
kebatilan tapi dikemas seolah berupa kebenaran.
Secara fisik
dan jiwa naluriyah, perangkap-perangkap yang akan menyeret syahwat Ummat Islam
ini telah dipersiapkan dengan sempurna karena dibiayai besar-besaran dan
digarap dengan seksama. Sehingga tidak terasa, bulan Ramadhan yang seharusnya
Ummat Islam ini lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, justru
tahu-tahu habis waktunya untuk mengikuti detik demi detik aneka macam tayangan
yang merangsang kepada nafsu syahwat. Atau yang paling ringan darinya adalah
hal-hal yang tidak berguna, namun telah memusnahkan waktu-waktu kita. Betapa
ruginya kita ketika waktu yang sangat berharga bila diisi dengan ibadah itu
telah tersita oleh aneka tayangan yang diam-diam kita ni’mati sehari-hari.
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah...
Mata kita
seandainya digunakan untuk melihat mushhaf, kita membaca Al-Qur’an, di luar
bulan Ramadhan pun sangat besar pahalanya. Karena satu huruf al-Qur’an yang
kita baca, nilainya 10 kebaikan. Sedang alif laam mim, bukan hanya satu huruf
tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf, jadi 3 huruf, maka 30
kebaikan.
Dalam
hadits, Nabi sahallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّكُمْ
تُؤْجَرُونَ عليه أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ { ألم } حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ عشر
وَلَامٌ عشر وَمِيمٌ عشر فتلك ثَلاثُونَ .( صحيح ) انظر حديث رقم : 1164 في صحيح
الجامع
.
Bacalah
Al-Qur’an, karena sesungguhnya kamu sekalian diberi pahala atasnya, adapun aku
tidak mengatakan “alif laam miim” itu satu huruf, tetapi alif itu sepuluh, lam
itu sepuluh, dan mim itu sepuluh, maka itu 30. (Hadits dari Ibnu Mas’ud, Shahih
nomor 1164 dalam Shahih al-Jami’)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم { : مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا , لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ , وَلَكِنْ
أَلِفٌ حَرْفٌ , وَلَامٌ حَرْفٌ , وَمِيمٌ حَرْفٌ } . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ .
وَقَالَ : حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ .( صحيح ) انظر حديث رقم : 6469 في صحيح
الجامع
.
Barangsiapa
membaca satu huruf dari Kitab Allah maka baginya satu kebaikan karenanya, dan
satu kebaikan itu dengan sepuluh perbandingannya, aku tidak mengatakan “alif
laam miim” itu satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, lam itu satu huruf, dan
mim itu satu huruf. (HR At-Tirmidzi, ia berkata hasan gharib —gharib
artinya dengan satu sanad, dari satu orang kepada satu orang dan seterusnya
demikian hingga tercatat dengan satu sanad—, Hadits Shahih nomor 6469 dalam
Shahih al-jami’)
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah...
Hadits
tersebut umum, artinya hari-hari biasa di luar Ramadhan. Itupun membaca
Al-Qur’an satu huruf diberi pahala sepuluh kebaikan. Apalagi di bulan Ramadhan.
Karena bulan Ramadhan itu ada keistimewaan-keistimewaannya.
Syekh Shalih
Al-Munajid dalam tulisannya tentang khsoshoishu syahri Ramadhan menyebutkan
keistimewaan Ramadhan di antaranya:
1. Allah
menurunkan Al-Qur’an (di dalam Bulan Ramadan).
Sebagaiamana
firman Allah Ta’ala pada ayat,
( شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ )
"(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil).” (QS. Al-Baqarah [2] : 185)
Allah Ta’ala
juga berfirman:
( إنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) سورة
القدر: 1
"Sesungguhnya
Kami turunkan (Al-Qur’an) pada malam Lailatur Qadar.”
2. Allah
menetapkan Lailatul Qadar pada bulan tersebut, yaitu malam yang lebih baik dari
seribu bulan, sebagaimana firman Allah:
( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا
أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
. تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ
أَمْرٍ . سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ) سورة القدر: 1-5
"Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar." (QS.
Al-Qadar [97] : 1-5)
Dan
firman-Nya yang lain:
( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا
كُنَّا مُنْذِرِينَ ) سورة الدخان: 3
"Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan sesungguhnya
Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan [44] : 3)
Allah telah
mengistimewakan bulan Ramadhan dengan adanya Lailaul Qadar. Untuk menjelaskan
keutamaan malam yang barokah ini, Allah turunkan surat Al-Qadar, dan juga
banyak hadits yang menjelaskannya, di antaranya Hadits Abu Hurairah radhialahu
’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ
فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ , تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ
السَّمَاءِ , وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ , وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ
الشَّيَاطِينِ , لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, مَنْ حُرِمَ
خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ " رواه النسائي ( 2106 ) وأحمد (8769) صححه الألباني في صحيح
الترغيب ( 999
) .
“Bulan
Ramadhan telah tiba menemui kalian, bulan (penuh) barokah, Allah wajibkan
kepada kalian berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu
(neraka) jahim ditutup, setan-setan durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki
malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang mendapatkan
kebaikannya, maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang
banyak)." (HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769. Dishahihkan
oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999)
Dari hadits
Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu
’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ
إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ . (رواه البخاري،
رقم 1910، ومسلم، رقم 760 )
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada
malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no.
760)
3. Allah menjadikan puasa dan shalat yang dilakukan
dengan keimanan dan mengharapkan (pahala) sebagai sebab diampuninya dosa.
Sebagaimana telah terdapat riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Shahih
Bukhori, no. 2014, dan shahih Muslim, no. 760, dari hadits Abu Hurairah
radhiallahu ’anhu, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda:
« مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan
(pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.”
Juga dalam
riwayat Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174, Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ».
”Barangsiapa
yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap
(pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Umat Islam
telah sepakat (ijma) akan sunnahnya menunaikan qiyam waktu malam-malam
Ramadhan. Imam Nawawi telah menyebutkan bahwa maksud dari qiyam di bulan
Ramadhan adalah shalat Taraweh, Artinya dia mendapat nilai qiyam dengan
menunaikan shalat Taraweh.
4. Allah (di
bulan Ramadhan) membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka dan
membelenggu setan-setan. Sebagaimana dalam dua kitab shahih, Bukhari, no. 1898,
Muslim, no. 1079, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia
berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
« إِذَا جَاءَ
رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ».
“Ketika
datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup
dan setan-setan dibelenggu.”
Demikian
penegasan Syekh Shalih al-Munajid dalam Khoshosishu syahri Ramadhan.
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah, sedemikian istimewanya bulan Ramadhan, namun ketika kita
terseret bahkan termangsa oleh perangkap-perangkap yang memusnahkan kebaikan,
maka sangat disayangkan. Karena telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
peringatkan:
مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Siapa yang
terhalang mendapatkan kebaikannya (malam lailatul qadar yang lebih baik dari
seribu bulan), maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang
banyak)." (HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769. Dishahihkan
oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999)
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah...
Ketika diri
kita tidak siap, sedang pihak-pihak yang memangsa atau memasang perangkap demi
aneka kepentingannya telah siap, maka betapa ruginya. Karena ternyata telah
diingatkan dalam hadits:
عن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ،
قَالَ النبيُّ
- صلى الله
عليه وسلم - : (( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ
حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ )) رواه البخاري
“Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: ‘Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan buruk,
maka Allah tidak membutuhkan dia meniggalkan makan dan minum.” (HR.
Al-Bukhari)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ وَرُبَّ
قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ ».
Dari Abu
Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berapa
banyak orang yang berpuasa tetapi bagian atau balasan dari puasanya adalah
lapar dan haus saja, dan betapa banyak orang yang shalat malam (tarawih) tetapi
bagian atau balasan dari shalatnya hanyalah capai dan kantuk saja.” (HR. Ibnu
Majah, ad-Darimi, Ahmad, al-Baihaqi dengan sanad shahih)
Ibnul Qoyyim
al-Jauziyah rahimahullah berkata di dalam kitab al-Waabilush Shayyib:
والصائم هو الذي صامت جوارحه عن
الآثام ولسانه عن الكذب والفحش وقول الزور وبطنه عن الطعام والشراب وفرجه عن الرفث
فإن تكلم لم يتكلم بما يجرح صومه وإن فعل لم يفعل ما يفسد صومه فيخرج كلامه كله
نافعا صالحا وكذلك أعماله فهي بمنزلة الرائحة التي يشمها من جالس حامل المسك كذلك
من جالس الصائم انتفع بمجالسته وأمن فيها من الزور والكذب والفجور والظلم هذا هو
الصوم المشروع لا مجرد الإمساك عن الطعام والشراب (الوابل الصيب - (ج 1 / ص 43)
”Orang yang
berpuasa adalah orang yang menahan organ-organ tubuhnya dari perbuatan dosa;
lidahnya dari berbohong,ucapan keji, dan palsu; perutnya dari makan dan minum;
dan kemaluannya dari perbuatan tidak senonoh. Jika berbicara,dia tidak
berbicara dengan pembicaraan yang dapat menodai puasanya. Jika berbuat, dia
tidak berbuat sesuatu yang dapat merusak puasanya. Maka yang keluar dari
lisannya hanyalah perkataan yang baik dan bermanfaat. Demikian pula amal
perbuatannya. Semua amal perbuatannya bagaikan bau harum minyak kasturi yang
dihirup oleh setiap orang yang duduk bersamanya. Dengan demikian, orang yang
berpuasa memberi manfaat kepada siapa pun yang bergaul dengannya, karena dia
akan bisa memberikan rasa aman di hati orang yang bergaul dengannya dari
kepalsuan,kebohongan, kejahatan,dan kezhaliman.
“Inilah
puasa yang disyari’atkan dalam Islam, bukan sekadar hanya menahan diri dari
makan dan minum.” (al-Waabilush Shayyib 1 halaman 43)
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah...
Demikian
peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan penjelasan yang terang
dari ulama. Namun pihak-pihak yang mempengaruhi terseretnya kita untuk menjadi
orang yang tidak takut berdusta dan tak takut berbuat haram telah melingkupi
dari berbagai segi. Bahkan seakan telah terbentuk saling tahu agar saling
menjaga dusta-dusta.
Akankah kita
menjadi orang yang beruntung karena mampu melepaskan diri dari jeratan aneka
macam yang merusak di saat sebelum Ramadhan dan Ramadhan nanti, ataukah justru
masih terjerat dalam kubangan yang menghapuskan pahala amal?
Perangkap-perangkap
itu telah disiapkan untuk dipasang, dan mangsanya adalah kita. Bila tanpa
persiapan dan tekad yang bulat dengan bertawakkal kepada Allah penuh kesabaran,
maka perangkap-perangkap itu akan memangsa amaliyah kita, hingga letih dan
susah payahnya berpuasa hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga.
Marilah kita
siapkan sebaik-baiknya, dengan melepaskan segala kepalsuan selama ini menuju
kepada kebaikan yang sesuai agama yang benar. Sehingga benar-benar kita ini
menjadi orang-orang yang ikhlas dalam beragama.
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [غافر/65]
“Dialah Yang
hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah
Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam.” (QS.
Al-Mu’min/Ghafir [40] : 65)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ .
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.
أَمَّا
بَعْدُ؛ وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لاَ يَسْمَعُونَ
إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ
رَّحِيمٌ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
. وَصَلى الله
وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا . وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
0 Komentar:
Posting Komentar
- Mari budayakan berkomentar dengan baik dan bijak -