KHUTBAH JUM'AT
Perbaiki Kualitas Hidup pada Lailatul Qadar
اَلْحَمْدُ للهِ
الّذي فَتَحَ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.
أَشْهَدُ أَنْ لااِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةٌ تُنْجِي
قَائِلَهَا مِنَ النِّيْرَانِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أمَّا بَعْدُ. فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . وَقَالَ تَعاَلَى:
Jama’ah Jum’at yang di muliakan Allah SWT
Segala puji dan syukur hanya milik Allah. Mari kita bersyukur atas semua
limpahan anugerah dan karunia-Nya. Hanya atas anugerah Allah, kita bisa sehat wal
afiat dan dapat menjalankan aktifitas kita, semoga ibadah kita mampu
menyempurnakan puasa kita di bulan penuh berkah ini. Shalawat dan salam mari
kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan
pengikut yang setia meneladani beliau. Semoga semua urusan kita dimudahkan oleh
Allah, dan kelak di akhirat kita mendapat perlindungan syafaat beliau. Amin
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Kehadiran malam lailatul qadar yang menurut para ulama pasti akan datang,
sangat ditunggu-tunggu oleh para hamba-hamba yang “berburu” kemuliaan di malam
itu. Lail artinya malam, seperti termaktub dalam QS. Al-Isra’ :78
أَقِمِ
الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ
إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Artinya : “Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) Sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)”.
Kata lail artinya sebagian malam, dan al-qadar artinya penentuan
baik. Lailatul Qadar atau Lail al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ,
malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan,
yang dalam Al-Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al-Qur'an. Jika
demikian, maka malam lailatul qadar itu bisa saja diawali pada tengah malam,
atau bisa juga sejak dari awal terbenamnya matahari.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia
Pada sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam
Lailatul Qadar, malam penentuan atau ketetapan di suatu malam yang dimuliakan
oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Pada malam yang penuh berkah itu,
semua urusan manusia atau hamba-hamba yang “berjuang” dan “berburu” keberkahan
malam lailatul qadar bisa merubah dan memperbaiki “takdir” jalan dan kualitas
hidup yang lebih baik lagi.
Di antara kemuliaan malam tersebut ditandai
dengan malam yang penuh keberkahan sebagaimana Allah berfirman dalam QS Ad
Dukhan:3-4
إِنَّا
أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ . فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Artinya: “Sesungguhnya
Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. Dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah”.
Malam yang diberkahi ini dijelaskan secara jelas
dalam satu surat khusus yakni QS Surat Al-Qadr:
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ .
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ .تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ
وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى
مَطْلَعِ الْفَجْر
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam
kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar”.
Soal kapan
Lailatul Qadar itu terjadi, ada beberapa riwayat yang perlu dicermati. Di
antaranya, pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda
Nabi SAW:
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam
terakhir dari bulan Ramadhan” (HR. Bukhari)
Namun turunnya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan
daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi SAW:
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari
sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Turunnya lailatul qadar di tujuh malam terakhir bulan Ramadhan itu ditekankan
lagi dalam hadits dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW bersabda:
الْتَمِسُوهَا
فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ
أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam
terakhir, namun jika ia lemah atau letih, maka janganlah ia dikalahkan pada
tujuh malam yang tersisa” (HR. Muslim).
Tampaknya tidak ada yang pasti, atau memang ini menjadi rahasia Yang Maha
Kuasa. Ada yang memilih pendapat bahwa lailatul qadar adalah malam kedua puluh
tujuh sebagaimana ditegaskan oleh Ubay bin Ka’ab RA. Ada yang mengatakan,
karena diambil dari jumlah huruf ليلة القدر
sebanyak 9 huruf, dan disebut tiga kali dalam QS. Al-Qadar. Jadi, 9x3 = 27
kali. Berarti malam lailatul qadar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan.
Pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat tersebut adalah pendapat Ibnu
Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam
ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke
tahun. Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau
mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima,
tergantung kehendak Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
الْتَمِسُوهَا
فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ
تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah ia
(lailatul qadar) di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada malam ke
sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa” (HR. Bukhari).
Sidang jum’at yang berbahagia
Tampaknya Allah memang menyembunyikan tentang kapan terjadinya malam lailatul
qadar secara pasti. Sebab jika diinformasikan secara pasti, seseorang tidak
lagi semangat beribadah di hari lain. Karena orang yang benar-benar ingin
mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencari dan berburu
malam kemuliaan tersebut. Berburu dan mencari malam lailatul qadar adalah
bentuk kesyukuran hamba terhadap rahmat Allah dengan memperbanyak amalan di
hari-hari tersebut. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam yang
penuh keberkahan ini.
Adapun tanda lahiriyah tentang malam lailatul
qadar berdasarkan sabda Rasulullah SAW di antaranya pertama, udara dan angin
terasa tenang. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
لَيْلَةُ القَدَرِ
لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ
صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul
qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak
begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak
kemerah-merahan” (HR. Ath-Thayalisi).
Tanda kedua adalah malaikat turun membawa ketenangan sehingga manusia merasakan
ketenangan dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada
hari-hari lain. Tanda ketiga, manusia tertentu dapat melihat malam ini dalam
mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat. Tanda keempat, matahari
akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih dan sejuk.
hal ini juga sesuai dengan hadits Rasulullah
dari Ubay bin Ka’ab bahwa Rasulullah SAW bersabda : ”Shubuh dari malam
lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga
matahari itu naik” (HR. Muslim).
Saudaraku, di sisa sepuluh hari-hari terakhir ini, mari kita ikhtiarkan untuk
bisa berburu dan mencari malam lailatul qadar, semoga Allah Yang Maha Mengatur
alam ini mengijinkan dan menghendaki kita sebagai hamba-hamba yang mendapatkan
kemuliaan malam lailatul qadar. Semoga Allah merubah hidup kita menjadi lebih
baik dan lebih berkualitas. Hanya kepada Allah lah kita menuju dan menggapai
keridhaan-Nya.
بَارَكَ اللهُ
لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبِّلْ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ
هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا
اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ
أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان
وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ
وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
0 Komentar:
Posting Komentar
- Mari budayakan berkomentar dengan baik dan bijak -