Dunia itu fana, akhirat itu abadiDunia itu fana, akhirat itu abadi. Dunia itu
sementara, akhirat itu selama-lamanya. Dunia itu fatamorgana, akhirat itulah
yang sebenarnya. Dunia itu mimpi, akhirat itulah realitas sebenarnya. Demikian
seterusnya. Ungkapan-ungkapan senada pasti sudah sering kita dengar. Sayangnya,
sesering kita mendengar ungkapan-ungkapan tersebut, sesering itu pula kita
acapkali melupakannya. Buktinya banyak sekali. Banyak Muslim bekerja keras
sekadar untuk mencari harta demi sebesar-sebarnya bekal di kehidupan di dunia yang
fana ini saja, sementara mereka sering berleha-leha menyiapkan akan bekal untuk
kehidupan abadi di akhirat nanti. Banyak Muslim yang menghabiskan sebagian
besar waktunya hanya untuk mencari kebahagiaan di kehidupan dunia yang
sementara ini, sedangkan mereka sedikit sekali menghabiskan waktu untuk meraih
kebahagiaan di akhirat untuk selama-lamanya. Banyak Muslim yang tertipu oleh
gemerlapnya dunia yang fatamorgana ini, sembari melupakan akhirat yang
sebetulnya nyata bagi siapa saja yang punya iman dan takwa.
Singkatnya, kecintaan terhadap dunia dan
kesibukan dengan dunia telah melupakan dan memalingkan manusia dari menaati
Allah SWT dan penyembahan kepada-Nya dengan sebenar-benarnya penyembahan.
Padahal Allah SWT telah mengingatkan manusia dengan firman-Nya: Ketahuilah
bahwa harta-hartakalian dan anak-anak kalian itu hanya cobaan. Sesungguhnya di
sisi Allahlah pahala yang besar(TQSal-Anfal [8]: 28).
Rasulullah SAW pun telah menggambarkan dunia
melalui sabdanya, “Aku sama sekali (tidak memiliki keakraban) dengan dunia.
Perumpamaanku dengan dunia adalah bagaikan seseorang yang ada di dalam
perjalanan; dia beristirahat di bawah sebuah pohon rindang, lalu dia pergi dan
meninggalkannya.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim).
Karena itu beliau pun bersabda, “Jadilah
engkau di dunia ini seperti orang asing atau seorang pengembara.” (HR
al-Bukhari).
Selain itu, tentang perbandingan kehidupan
dunia dan akhirat, Allah SWT sudah mengingatkan melalui firman-Nya: Allah
bertanya, “Berapa tahunkah lamanya kalian tinggal di bumi?” Mereka menjawab,
“Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. Tanyakanlah kepada orang-orang
yang menghitung.” Allah berfirman, “Kalian tidak tinggal di bumi melainkan
sebentar saja jika saja kalian tahu.” (TQS al-Mu’minun [23]: 112-114).
Allah SWT pun berfirman: Sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara. Akhirat itulah sesungguhnya
yang kekal (TQS al-Mu’min [23]: 39).
Allah SWT menegaskan: Tiadalah kehidupan dunia
ini selain main-main dan senda-gurau belaka. Sungguh negeri akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang bertakwa (TQS al-An’am [6]: 32).
Allah SWT juga menegaskan: Kehidupan dunia ini
tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (TQS al-Hadid [57]: 20).
Dengan banyaknya peringatan Allah SWT, sudah
seharusnya setiap Muslim menyadari dan selalu mengingat-ingat hakikat kehidupan
dunia dan akhirat ini. Hanya dengan itulah dia akan selalu berorientasi ke
akhirat tanpa harus melupakan bagiannya di dunia. Terkait itu, Rasulullah SAW
bersabda, sebagaimana dituturkan oleh Anas bin Malik ra: “Siapa saja yang
menjadikan akhirat sebagai misi (orientasi)-nya, Allah pasti akan memuaskan
hatinya; mengumpulkan apa yang masih tercerai; dan memberikan kepada dirinya
dunia yang siap melayaninya. Namun, siapa saja yang menjadikan dunia sebagai
misi (orientasi)-nya, Allah pasti menjadikan kemiskinan di antara kedua
matanya; mencerai-beraikan apa yang terkumpul; dan tidak memberikan kepada
dirinya dunia, kecuali apa yang telah ditetapkan untuk dirinya.” (HR at-Tirmidzi).
Imam Ibnu al-Qayyim berkata, “Jika seorang
hamba pada waktu pagi dan sore tidak memiliki misi lain selain untuk Allah
semata, Allah SWT pasti akan menanggung seluruh kebutuhannya dan mememenuhi
semua keinginannya. Dengan itu ia mengosongkan hatinya hanya untuk
mencintai-Nya, lisannya untuk selalu mengingat-Nya dan anggota tubuhnya untuk
senantiasa menaati-Nya. Jika seorang hamba pada waktu pagi dan sore, sementara
dunia sebagai misinya, Allah SWT pasti akan membebani dirinya dengan
keprihatinan, kesedihan dan kesulitan. Bahkan Allah berlepas diri dari
dirinya.”
Dengan selalu berorientasi ke
akhirat, sesungguhnya kita akan meraih keuntungan ganda, sebagaimana firman
Allah SWT: Siapa saja yang menghendaki keuntungan di akhirat, Kami akan
menambah keuntungan itu bagi dirinya. Siapa saja yang menghendaki keuntungan di
dunia, Kami akan memberikan sebagian dari keuntungan itu dunia, sementara tak
ada sedikit pun bagian untuk dirinya di akhirat (QS asy-Syura [42]: 20).
Pastilah kehidupan akhirat lebih tinggi
tingkatannya dan lebih besar keutamaannya (QS al-Isra [17]: 21).
Sesungguhnya negeri akhirat adalah lebih baik
dan itulah tempat terbaik bagi orang yang bertakwa (QS an-Nahl [16] 30).
Alhasil, janganlah kita mengabaikan negeri
keabadian. Itulah akhirat yang justru sering terlupakan.
Dunia itu fana, akhirat itu abadi. [ ]
0 Komentar:
Posting Komentar
- Mari budayakan berkomentar dengan baik dan bijak -