Recent News

10 CARA UNTUK MENGHINDARI GANGGUAN SYETAN

 

10 CARA UNTUK MENGHINDARI GANGGUAN SYETAN

 


Menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya “Tafsir Al-Qayyim”, ada sepuluh cara untuk menghindari gangguan syetan, yaitu sebagai berikut:

  1. Memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan membaca Ta’awwudz, yaitu: “A’udzu billahi minas syaithani ar-rajiim”. Ini sesuai dengan firman Allah SWT:

“Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.Q.S.Fusshilat: 36.

            Di riwayatkan di dalam sahih Bukhari, dari ‘Ady bin Tsabit, dari Sulaiman bin Shard, ia berkata: Aku pernah duduk bersama Nabi saw, dan [pada saat itu] ada dua orang laki-laki yang saling mencaci maki, kemudian salah satunya wajahnya merah dan urat lehernya membesar, maka Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya aku mengajarkan satu kalimat yang jika ia membacanya maka akan hilang apa yang ia dapatkan [dalam dirinya], seandainya ia membaca “A’udzu billahi minas syaithani ar-Rajiim” maka hilang darinya apa yang ia dapatkan”

  1. Membaca dua surat yang di namakan “Mu’awwidzataani”, yaitu surat Al-Falaq dan surat An-Naas, sesungguhnya pada kedua surat ini terdapat pengaruh yang menakjubkan dalam meminta perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan syetan dan menolak syetan serta berlindung dari padanya. Oleh karena itu Nabi saw bersabda: “Maa ta’awwadza al-muta’awwidzuuna bi mitslihaa” [Tidaklah orang-orang yang meminta perlindungan itu berta’awwud yang lebih hebat selain keduanya].

Telah di jelaskan bahwa Nabi saw memohon perlindungan dengan membaca kedua surat ini setiap malam ketika akan tidur dan memerintahkan kepada ‘Uqbah agar membaca keduanya setiap setelah shalat.

Nabi saw bersabda: “Inna man qara’ahumaa ma’a suurati al-Ikhlash tsalaatsan khiina yumsii, wa tsalaatsan khiina yushbihu, kafataahu min kulli syai’” [Sesungguhnya barangsiapa membaca keduanya bersama surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali ketika di sore hari, dan tigakali ketika di pagi hari, maka itu akan mencukupinya dari segala sesuatu].

  1. Membaca Ayat Kursi. Di dalam Hadits Sahih din riwayatkan dari haditsnya Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw pernah memberikan tugas kepadaku untuk menjaga harta zakat di bulan Ramadhan, kemudian datang seseorang kemudian mengambil makanan, maka aku menangkapnya, kemudian aku katakan: “Sungguh benar-benar aku akan melaporkan kamu kepada Rasulullah saw, kemudian menyebut kesempurnaan Hadits, hingga syetan itu berkata: “Apabila engkau berlindung di tempat tidurmu, maka bacalah Ayat Kursi, maka sesungguhnya Allah SWT akan tetap menjagamu dan tidak ada syetan yang mendekati kamu hingga subuh, maka Nabi saw berkata: Syetan itu jujur kepadamu [dalam hal ini], padahal ia pembohong, itulah syetan].
  2. Membaca Surat Al-Baqarah, ini berdasarkan Hadits Sahih dari Sahal bin Abdullah, dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “ Laa taj’aluu buyuutakum qubuuran, wa innal baita alladzii tuqra’u fiihi al-baqarah laa yadkhuluhu as-syaithaan” [ Janganlah kamu jadikan rumah kamu seperti kuban (yang sepi), dan sesungguhnya rumah yang di dalamnya di bacakan surat Al-Baqarah itu tidak di masuki oleh syetan].
  3. Membaca dua ayat dari akhir surat Al-Baqarah, ini berdasarkan Hadits Sahih dari  Abu Mas’ud Al-Anshari ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Man qara’a al-aayataini min aakhiri suuratil baqarah fii lailatin kafataahu” [ Barangsiapa membaca dua ayat dari akhir surat Al-Baqarah pada suatu malam, maka keduanya mencukupinya].

Dan di riwayatkan di dalam sunan At-Tirmidzi, dari Nu’man bin Basyir ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Innallaha kataba kitaaban qabla an yakhluqa al-khalqa bi alfai ‘aam, anzala minhu aayataini khatama bihimaa suratal Baqarah, falaa yuqra’a fii daarin tsalatsa layaalin fayuqirru bihaa as-syaithaan” [Sesungguhnya Allah telah mencatat [menentukan] ketentuan (taqdir) dua rubu tahun sebelum menciptakan semua makhkluk-Nya, Allah menurunkan darinya dua ayat yang dengan keduanya, Allah mengakhiri surat Al-Baqarah, maka keduanya tidaklah di baca di suatu rumah selama tiga malam sehingga syetan tinggal di dalamnya].

  1. Membaca awal surat Khaamiim Al-Mukmin [Ghafir], yaitu: “Haamiim, tanzilul kitaabi minallahi al-‘Aziz Al-‘Aliim, ghaafirizzanbi wa qaabilit taubi syadidil ‘iqaabi dzit thauul, laa ilaaha illaa huwa ilaihil mashiir” [40:1-3] bersama Ayat Kursi [2:255], ini berdasarkan  Hadits Tirmidzi, dari Abdur Rahman bin Abu Bakar, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari Zuraarah bin Mush’ab, dari Abi Salamah, dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Man qara’a Haamiim al-mukmin [ghaafir] ilaa “ilaihil mashiir” wa ayatal kursi hiina yushbihu hafidza bihaa hatta yumsii, waman qara’ahaa hiina yumsii hafidza bihaa hattaa yushbihu” [Barangsiapa membaca Haamiim al-mukmin [ghafir] sampai kalimat “ilaihil mashiir” dan ayat al-kursi ketika di pagi hari, maka ia di jaga dengannya hingga sore hari, dan barangsiapa membacanya di sore hari, maka ia di jaga dengannya hingga pagi hari].
  2. Membaca: “Laa ilaaha illaallahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadiir” seratus kali, ini berdasarkan riwayat hadits di dalam kedua kitab sahih [Bukhari dan Muslim], dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Man qaala :[Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, mlahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadiir ] mi’ata marrah, kaanat lahuu ‘idlu ‘asyri riqaab, wa kutibat lahu mi’atu hasanah, wa muhiyat ‘anhu mi’atu sayyi’ah, wa kaanat lahu hirzan minas syaithaan yaumahu hattaa yumsii, walam ya’ti ahadun bi afdhala mimmaa jaa’a bihi illaa rajulun ‘amila akytsara min dzalik”

Artinya: “Barangsiapa membaca [Laa ilaaha illallah…..] 100 kali, maka baginya sama dengan memerdekakan 10 budak, di catat untuknya 100 kebaikan, di hapus darinya 100 kesalahan, dan itun baginya menjadi pelindung dari godaan syrtan pada hari itu hingga sore hari, dan tidak ada seorangpun yang dating dengan lebih baik kecuali orang yang mengamalkan lebih banyakn lagi dari jumlah ini”.

Ini adalah bentuk perlindungan yang sangat penting dan banyak manfaatnya, mudah dan gampang bagi siapa saja yang di mudahkan oleh Allah SWT.

  1. Memperbanyak Zikir kepada Allah SWT, ini adalah benteng perlindungan yang paling bermanfaat dan peling kuat, mkarena tu Rasulullah saw seluruh waktunya penuh dengan zikir kepada Allah SWT.
  2. Berwudhu dan shalat, ini termasuk benteng perlindungan yang kokoh dan kuat, terutama ketika marah dann syahwat sedang kuat-kuatnya, karena keduanya merupakan api yang menyala di hati manusia, sebagaimana sabda Nabi saw:

“Alaa innal ghadhaba jamratun fii qalbi ibni aadam, amaa ra’aitum ilaa hamrati ‘ainaihi wantifaakhi audaajihi, faman ahassa bisyai’in min dzalik falyulshiq bil ardhi”

Artinya: “Ingatlah bahwa amarah itu merupakan bara di hati manusia, tahukah kamu pada merahnya kedua matanya, dan besarnya urat lehernya, barangsiapa merasa demikian maka hendaklah ia tempelkan dirinya ke tanah”.

Di dalam hadits yang lain Nabi saw bersabda: “Innas syaithana khuliqa min naar, wa innamaa tuthfa’u an-naaru bil maa’” [Sesungguhnya syetan itu di ciptakan dari api, dan sesungguhynya api itu dapat di padamkan dengan air], oleh karena itu berwudhu dan shalat dapat memadamkan api amarah dan syahwat.

  1. Memelihara dan mengendalikan empat hal yang menjadi madakhil as-syaithan [pintu-pintu masuknya syetan], yaitu:

1.      Fudhul an-nadzar [ Berlebihan dalam memandang]., atau mengumbar pandangan, termasuk melihat ‘aurat wanita dan melihat gambar-gambar atau film-film pornografi. Di dalam Hadits di katakana: “An-Nadzratu sahmun min sihaami iblis, faman ghaddha basharahu lillahi auratsahullahu halaawatan yajiduhaa fii qalbihi ilaa yaumi yalqaahu” [Pandangan mata adalah bagaikan anak panah iblis yang ada racunnya, barangsiapa yang mengenfdalikan pandangannya karena Allah, maka Allah akan memberikan padanya perasaan manis /nikmat yang akan ia dapatkan dalam hatinya sampai hari ia bertemu dengan-Nya].

2.      Fudhulul kalam [ Berlebihan dalamm berbicara], banyak berbicara dann membicarakann’aib orang lain, ngobrol tidak mengenal waktu. Betapa banya persoalan terjadi karena salah berbicara. Nabi saw bersabda: “Wa hal yukibbu an-naasa ‘alaa manaakhirihim fi an-naar illaa hashaa’idu alsinatihim” [Dan tidaklah yang membuat manusia wajahnya terjungkal di neraka jahannam kecuali karena buah lesannya].

3.      Fudhul at-tha’aam [Berlebihan mengkonsumsi makanan], terlalu kenyang dan bermalas-malasan untuk beribadah. Di sebutkan di dalam riwayat: “Dhayyiquu majaarii as-syaithan bi as-shaum” [Persempitlah tempat berjalannya syetan dengan berpuasa]. Kemudian Nabi saw bersabda: “Maa mala’a aadamiyyun wi’aa’an syarran min bathnihi” [Tidaklah manusia memenuhi tempatnya yang lebih buruk daripada peruntnya].

4.      Dan Fudhul mukhalathati an-naas [Berlebih dalam mempergauli manusia] atau pergaulan bebas tanpa mengenal batas dan arah.

Inilah 10 kiat untuk menjaga diri kita dari godaan-godaan syetan, semoga kita semua mendapatkan poerlindungan Allah SAW dari godaan dan gangguan syetan hingga akhir hayat kita dalam keadaan khusnul khatimah. Amiin.

 

Share on Google Plus

About Admin

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Komentar:

Posting Komentar

- Mari budayakan berkomentar dengan baik dan bijak -