Khutbah Jum’at di Musim Hujan
Oleh: Fahri Alfath, S.H.I
Di sampaikan di Masjid "Al-Abroor" Palembang
Khutbah I
إِنَّ
الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ .
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.
أما
بعد :
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Pada jum’at
yang berbahagia ini, mari kita sama-sama memanjatkan puji dan syukur kepada
Allah yang telah memberikan kekuatan kepada kita berupa kesehatan, untuk memenuhi
panggilanNya, yaitu menunaikan ibadah shalat Jum’at. Shalawat dan
salam kita berikan kepada nabi besar Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam yang
telah menuntun umat manusia dari jahiliyah, yang penuh kegelapan menuju Islam
yang terang benderang, dan juga kepada para sahabatnya serta para generasi
selanjutnya yang memperjuangkan Islam hingga akhir zaman nanti.
Mari kita
sama-sama meningkatkan rasa taqwa kita kepada Allah yang selalu melihat
gerak-gerik kita, dengan sebenar-benar takwa, Dengan menjalankan perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
Hadirin sidang
jum’at yang berbahagia
Ada sebuah
ungkapan yang dalam kehidupan kita hususnya di musim penghujan sekarang ini,
ada yang bersyukur dan ada pula yang mengeluh,,”wah,,hujan terus gimana
ni?...wadduh hujan lagi-hujan lagi,,jalan lengket, gak bisa bekerja, dagangan
gak laku,,dan lain sebagainya.
Dengan adanya
ungkapan dan keluhan ini,Maka khotib
tertarik untuk mengambil tema:
“ Tentang berkah dan hikmahnya hujan dalam
pandangan Islam”
, mudah-mudahan dengan pengetahuan ini, kita bisa bertambah keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah melalui kekuasaan-Nya
Jamaah jum’at
yang berbahagia….
Saat ini di Tirtaharja dan di desa-desa lainnya bahkan
hampir di seluruh wilayah Indonesia,telah memasuki musim penghujan. Ada istilah
sedia payung sebelum hujan, maka dalam konteks kaum muslimin adalah mari
belajar terlebih dahulu tentang pemahaman atau fiqh Hujan sehingga kita bisa mengambil hikmah
darinya.
Belajar tentang fiqh / pemahan tentang hujan, membuat
kita kembali diingatkan tentang hakikat kekuasaan Allah SWT dan anugerah yang
Maha luas kepada manusia dari hujan ini :
Allah swt berfirman:
“
Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kamu lihat bumi kering dan gersang,
Maka apabila kami turunkan air atau hujan di atasnya, niscaya ia bergerak dan
subur.
Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya,
Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu”. (QS. Fushilat : 39)
Bagi seorang muslim yang taat, turunnya hujan
tidak hanya menjadi anugerah dan nikmat yang harus disyukuri, namun juga
menjadi peluang amal kebaikan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hujan
merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia
merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat.
Hujan–yang memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk
manusia–disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an mengenai informasi
tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.
A. Kadar Hujan
Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan
dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”.
Allah berfirman :
“ Dan yang menurunkan air dari langit menurut
kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,
seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”. (QS. Az-zuhkruf: 11)
“Kadar” yang disebutkan
dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah
hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi
menguap setiap detiknya.
Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi
setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus
bersirkulasi dan berputar dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran”
tertentu.
maha suci Allah
atas kekuasaan-Nya.
B. Pembentukan Hujan
Hal ini tetap
menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya setelah
ditemukannya radar cuaca, barulah dapat dipahami tahapan-tahapan pembentukan
hujan. Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap.
Pertama, “bahan mentah” hujan naik ke udara. Kemudian
terkumpul menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan pun muncul.
Ternyata, Tahapan-tahapan ini secara terperinci telah
tertulis dalam Al-Qur’an berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai
pembentukan hujan ini. Allah SWT berfirman:
48. Allah, dialah yang mengirim angin, lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan
keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (QS. Ar-Rum :
48)
Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahapan yang
disebutkan dalam Al-Qur’an:
Tahap Pertama : “
Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya
dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan
mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit.
Partikel-partikel ini –yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan
bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol)
membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari lautan sebagai
tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan “JebakanAir”) di
sekelilingnya.
Tahap Kedua :
“…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun, di sekitar
kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena
tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm),
awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh
awan.
Tahap Ketiga :
“….lalu kita lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu
turun.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal
garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan.
Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara,
meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam
Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan
yang benar.
Seperti halnya
fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi
yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur’an telah
memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains
sanggup mengungkapnya.
Allah menurunkan hujan sebagai rahmat di saat dibutuhkan
oleh seluruh makhluk.
Allah Ta’ala berfirman:
28. Dan dialah yang menurunkan hujan sesudah
mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. dan Dialah yang Maha pelindung
lagi Maha Terpuji. (QS. Asy-Syuura: 28).
Hadirin siding jum’at yang berbahagia
Kemudian berikut ini kami terangkan atas apa
saja kah Hikmah dari musim penghujan?
Pertama: dengan adanya hujan Diangkatnya
derajat manusia
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو
اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ
“Maukah kalian aku tunjukkan tentang sesuatu (amalan) yang dengannya Allah
menghapuskan dosa-dosa, dan mengangkat derajat-derajat?” Mereka berkata, “Mau,
wahai Rasulullah!!” Beliau bersabda, “(Amalan itu) adalah
menyempurnakan wudhu’ di waktu yang tak menyenangkan (musim dingin)...[HR.
Muslim (586)
Kedua : dikabulaknnya doa pada waktu hujan
turun
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ
ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan: [1] Bertemunya dua pasukan,
[2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (HR Baihaqi’)
Ketiga : Air hujan bersih suci dan dapat di
gunakan.
Anas berkata, “Kami bersama Rasulullah SAW pernah kehujanan. Lalu
Rasulullah SAW menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami
mengatakan, ‘Ya Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?’ Kemudian
Rasulullah SAW bersabda :
لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena dia baru saja Allah ciptakan.” (HR. Muslim)
Yang ke empat atau terakhir:
Hikmah
Adanya hujan adalah tersedianya air minum Untuk dikonsumsi oleh semua makhluk
hidup di bumi.
Allah Ta’ala berfirman:
“ Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari
langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan
ternakmu.” (QS.
An-Nahl: 10)
Hadirin siding jum’at yang berbahagia..
Demikianlah khutbah kali
ini, mari dengan musim penghujan ini kita tingkatkan selalu amal ibadah dan
kebaikan kita kepada Allah SWT, dengan harapan semoga Allah memberikan
keberkahan dengan hujan ini menjadikan tanaman padi-padi dan kebun kita di
lindungi oleh Allah SWT. Amien ya robbal ‘alamin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
Khutbah
kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا
وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ.
أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا
اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ،
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ وَمَلاَئَكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
- Ada beberapa ayat yang hanya makna dan artinya saja, karena waktu di copy ke blog tidak terbaca arabnya, karena menggunakan Soft. Qur'an in word.
- Yang menginginkan file dalam format Ms.Word silahkan tinggalkan pesan di komentar. [Fa]
0 Komentar:
Posting Komentar
- Mari budayakan berkomentar dengan baik dan bijak -